DICKY, SI CHEF KEREN dan BELAGU
"LADY FIRST"
(Bagian 1 Dari 4)
(Bagian 1 Dari 4)
“ Dilihat dari cara ngaduknya aja, benar-benar nunjukin kalau kamu bakal jadi juru masak kelas satu!” puji Yun-yun.
Seberapa teguhpun
tekadmu untuk berdiet, pasti akan runtuh ketika dihadapkan pada dahsyatnya
aroma Tongseng Kambing olahan Dicky. Kelihaian Dicky memang tak
tertandingi. Freska bahkan yakin,
sebenarnya Dicky dilahirkan dan ditakdirkan untuk menjadi Master Chef sejati. Charisma
menganggap bakat memasak Dicky menurun dari Tante Shinta Wahyuni, Ibu Dicky sekaligus pemilik Rumah makan Ethnic Café. Namun Dicky menolak
mentah-mentah anggapan itu.
“ Sejak kelas
tujuh, mama sudah nyuruh aku belajar jadi chef!
Bakat turunan cuma nyumbangin satu persen aja pada keberhasilanku. Sembilan
puluh sembilan persen sisanya tuh kerja keras! Aku tetap pantang menyerah,
walau berkali-kali masakanku sempat gosong, kurang matang ataupun keasinan!”
kata Dicky dengan gaya mirip
motivator.
Nama Dicky Odhie Darma memang cukup populer
di kampus-kampus negeri ataupun swasta, di kota Jagakarya. Setelah beberapa kali menang kompetisi chef tingkat mahasiswa, Dicky sering
diundang menjadi juri lomba memasak tingkat SMA.
“Kenapa kamu nggak
ikut ajang pencarian bakat Chef kayak
di siaran TV swasta itu Dick? Kan biar kamu tambah eksis?” saranku ke Dicky.
“ Memangnya selama
ini aku kurang eksis ya Van?” sahutnya singkat.
***
Selain Tongseng
Kambing, Dicky juga ditantang untuk mendemonstrasikan kemampuannya memasak Oseng-oseng Mercon dan Sate Jamur. Seluruh bahan kebutuhan
memasak disediakan oleh Charisma dalam rangka pengucapan syukur atas rumah yang
baru dibelinya. Tidak semua
mahasiswa diundang di sana. Hanya dua belas orang, termasuk aku. Sejak siang
tadi, Dicky dan Freska terlihat sangat sibuk di
dapur. Freska menuruti apapun perintah Dicky, ibarat asisten dokter bedah
jantung di ruang operasi yang tunduk dan taat melayani si dokter bedah. Ekspresi kekaguman dan semangat untuk berguru pada
Dicky tergambar jelas pada raut muka Freska. Aku jadi penasaran ingin ikut belajar
jadi chef juga. Aku segera masuk
dapur dan membantu Freska memotong daging, serta mengupas bawang.
“Ngapain kamu Van?”
Tanya Dicky.
“Bantu-bantu aja. Kan
sekalian belajar…” Jawabku.
“Ya ampun Van! Gak
usah, ini kan emang tugasku. Tamu undangan nggak boleh masuk dapur. Lagipula kamu
tuh bikin dapur jadi sempit!” jawab Dicky.
Aku sempat heran,
kenapa dapur seluas itu dibilang sempit oleh Dicky.
“ waaaahhhh… Baunya
harum banget!” kata Chensy yang baru
datang bareng Yun-yun.
“ Dilihat dari cara
ngaduknya aja, benar-benar nunjukin kalau kamu bakal jadi juru masak kelas
satu!” puji Yun-yun.
“ Udah cepetan
masuk! Kalo mau belajar sama aku, kalian harus serius kayak Freska! Jangan
telat lagi!” bentak Dicky dengan ekspresi sok tegas, bahkan lebih keras dibanding para chef di acara reality show.
" Iya-iya, eh by the way Dick, ini si Chensy juga pengin ikutan belajar masak boleh gak?" kata Yun-yun.
" Iya Dicky, aku pengin banget belajar jadi Chef kayak kamu juga, tapi kayaknya tempatnya jadi sempit banget ya kalo aku masuk? " ujar Chensy.
" Kamu serius pengin belajar Chensy?" tanya Dicky.
" Iya! Kalo kamu gak keberatan tentunya!"
" Hmmm... aku memang melihat ada talenta seorang Chef yang kuat darimu Chensy. Kalau kamu memang serius, aku siap jadi mentormu. kalian berdua silahkan masuk!" kata Dicky.
" Yes Chef!" sahut Yun-yun dan Chensy.
" Iya-iya, eh by the way Dick, ini si Chensy juga pengin ikutan belajar masak boleh gak?" kata Yun-yun.
" Iya Dicky, aku pengin banget belajar jadi Chef kayak kamu juga, tapi kayaknya tempatnya jadi sempit banget ya kalo aku masuk? " ujar Chensy.
" Kamu serius pengin belajar Chensy?" tanya Dicky.
" Iya! Kalo kamu gak keberatan tentunya!"
" Hmmm... aku memang melihat ada talenta seorang Chef yang kuat darimu Chensy. Kalau kamu memang serius, aku siap jadi mentormu. kalian berdua silahkan masuk!" kata Dicky.
" Yes Chef!" sahut Yun-yun dan Chensy.
Chensy dan Yun-yun
segera berhamburan menuju dapur, dan melakukan apapun yang diinstruksikan
Dicky. Aku jadi sadar, rupanya dapur ini hanya menjadi sempit jika dimasuki
cowok sepertiku, tapi tetap luas untuk dimasuki Chensy dan Yun-yun.
BERSAMBUNG
Akhir dari Bagian 1 dari 4
Klik link dibawah ini untuk mengikuti lanjutannya :
No comments:
Post a comment