Bukannya
Aku Terlalu "Pede"
“… aku bisa membedakan antara cewek yang memang sekedar ingin
berteman, dengan cewek yang suka sama aku!”
--Randy Waskita--
Randy menenggak minuman es cendol favoritnya, kemudian menatap Xervan dengan ekspresi galau. Dengan
penuh perhatian, Xervan mencoba menjadi pendengar yang baik bagi Randy sambil
menikmati Nasi Soto Lamongan.
“ Aku sampai stress nih Van, dikejar-kejar terus ama dia. Anaknya emang cantik,
tapi Aku nggak terlalu suka cewek agresif.
“ Lestari? Ngejar-ngejar kamu? Nggak salah?
Kalian kan baru lima hari kenal? ” kata Xervan.
“ Kalau ke kamu mungkin sikapnya biasa saja Van, tapi kalo ke aku,” Randy
terdiam sesaat, wajahnya terlihat merasa bersalah ” Aku nggak tega menolak dia!”
lanjut Randy.
“ Perasaanmu aja mungkin! Lestari kan memang ramah sama siapa aja? Dan
setahuku, Lestari kan sudah punya…”
“ Nggak-nggak-nggak Van!” kata Randy memotong ucapan Xervan, “ Aku bisa membaca
tatapan mata si Lestari! Bukannya aku terlalu percaya diri Van, tapi aku bisa membedakan
antara cewek yang memang sekedar ingin berteman, dengan cewek yang suka sama
aku!” lanjut Randy dengan sangat meyakinkan.
Xervan menatap wajah Randy, sambil mencoba memahami kegelisahan hatinya,
serta mencoba menganalisa bagian manakah yang salah dari pemahaman Randy.
“ Jadi Lestari suka sama Kamu?”
“ Itu yang bikin aku galau Van!”
“ Kalau memang Lestari suka sama kamu,kenapa kamu yang jadi Galau?”
Mendengar pertanyaan Xervan, Randy segera menatap Xervan dengan Serius.
“ Kamu kan tahu Van, Aku bukan hanya punya tampang yang ganteng saja,
tapi aku juga punya hati yang lembut. Aku paling nggak tega menyakiti hati wanita
Van. Setiap kali aku dekat dengan cewek lain, Lestari terlihat sangat cemburu kepadaku.
Nanti kalau dia patah hati, frustasi lalu bunuh diri, gimana?” ujar Randy
berapi-api.
Sementara Randy masih
belum berhenti nerocos bicara, tiba-tiba Lestari datang bersama seorang pemuda
tampan berpakaian rapi. Mereka berdua langsung menghampiri meja Xervan dan Randy.
“ Halo Van! Sori, nggak bisa balas
pesanmu! Batere hape-ku habis!” kata Lestari.
“Walaahh Lestari,
Pantas dari tadi aku kirim sms nggak dibalas,aku kontak nggak bisa masuk juga!”
jawab Xervan.
“ Nih! Sementara ini dulu bahan-bahan
ujian akhir semester yang aku punya. Semoga bisa menolong!” kata Lestari sambil
menyerahkan beberapa tumpuk diktat bahan ujian.
Randy menatap Lestari.
Lestari juga menatap randy sambil mengangguk. Dengan ragu-ragu dan takut
membuat Lestari salah tafsir, Randy tersenyum sambil berpura-pura sibuk dengan
gadget-nya, seolah-olah sedang menulis pesan kepada seseorang. Namun mata Randy
tetap memperhatikan Lestari dan cowok yang datang bersamanya tadi.
“ Sori Van, kita mesti berangkat sekarang. Waktu kita tinggal setengah
jam nih! Ini film yang paling kunantikan sih, The Dark Knight Rises!” kata si cowok tampan berpakaian rapi.
“ Lho sudah mau main ya? Kami harus berangkat sekarang Van! Aku juga
nggak mau ketinggalan aksi terakhir dari Christian
Bale.” Sahut Lestari
“ Oke! Enjoy the movie yah!” jawab Xervan.
Lestari dan si Cowok
Tampan pergi dengan terburu-buru, tapi tetap terlihat mesra dan kompak. Randy
hanya bisa menatap, ketika tangan si Cowok Tampan merangkul Lestari, tanpa bisa
berbuat apa-apa. Ekspresi wajah Randy terlihat tersipu-sipu malu.
“ Yang jalan bareng Lestari tadi pacarnya bukan?” tanya Randy
“ Namanya Charisma Wijaya,
dan… Iya! Mereka sudah tiga bulan pacaran malah!”
Ekspresi wajah Randy
langsung berubah. Tanpa harus dikatakan, Xervan bisa membaca isi hati Randy.
Itu adalah ekspresi cemburu, marah, kesal, dan malu, semua bercampur menjadi
satu. Randy belum bisa menerima kenyataan, bahwa Lestari tidak sedang
jatuh cinta kepadanya. Dan ternyata justeru Randy sendiri yang terlihat suka
kepada Lestari. Randy dan Xervan terdiam selama beberapa saat. Dengan
hati-hati, Xervan mencoba menghibur sahabatnya.
“ Ini kan malah kabar
baik buat kamu? Kamu nggak perlu bingung memikirkan cara menolak cinta Lestari.
Dia nggak akan bunuh diri gara-gara kamu nggak suka sama dia…, toh dia sudah
punya cowok…”
Belum selesai Xervan
bicara, Randy terlihat panik dan frustasi. Randy segera bangkit berdiri dan
berlari meninggalkan Xervan.
“ Lho-lho! Mau ke
mana kamu Randy? Tenang dulu, jangan panik kayak gitu dong!”
Randy tetap beranjak
pergi meninggalkan Xervan seorang diri di kantin.
“ RANDY!!! Pesananmu
tadi sudah kamu bayar belum?” kata Servan.
TAMAT
No comments:
Post a Comment